Sabtu, 26 Maret 2016

Membangun Generasi Muda Intelektual Islami Dengan Sejarah Peradaban Islam

Bagaimana membangun generasi muda yang islami? Tentu banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari pendidikan, akhlak, moral, dan perilaku. Sebab ilmu tanpa akhlak bagi pohon tanpa buah, begitu pula sebaliknya akhlak tanpa ilmu sama dengan sia-sia. Maka seharusnya kedua hal ini harus seimbang agar ilmu dapat diarahkan serta digunakan untuk hal yang bermanfaat, serta dapat dijadikan pedoman untuk generasi selanjutnya.

Ada lima perkara yang mungkin pernah kita dengar yaitu “Muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, sehat sebelum sakit, dan hidup sebelum mati”. Kelima perkara inilah yang harus kita ingat agar kita lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan ini, karena berhubungan dengan bergantinya generasi ke generasi selanjutnya, maka kita harus memanfaatkan kelima perkara tersebut sebelum perkara yang akan datang. Contohnya seperti ini ketika kita diberi kehidupan, tubuh yang sehat, kemampuan yang lebih, kelapangan hati dan pikiran, maka saat itulah kita mencari kebaikan diri kita seperti mencari ilmu, berbuat baik kepada sesama serta beribadah kepada Allah SWT. tanpa kita sadari dengan kebaikan ini akan tertular kepada orang lain. Jika orang tua, guru dan masyarakat kita seperti ini maka generasi muda akan mengikutinya, dan jika hal ini terjadi terus menerus maka penyimpangan yang terjadi dapat diminimalisasikan.

 Mari kita perhatikan pendidikan di negeri kita saat ini. Kita tahu bahwa manusia itu tidak ada yang sempuran, yang sempurna hanyalah milik Allah semata. Untuk itulah para nabi dan rasul serta Al-Qur’an diturunkan ke bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dari segi pendidikan saya kira negara kita belum sepenuhnya maju, karena kita lihat saat ini masih banyak anak-anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah, mengapa demikian? Kita tidak boleh menyalahkan pemerintah sepenuhnya karena logikanya pemerintah juga berasal dari bangku sekolah, tapi saya singgung sedikit mengapa mereka tega melakukan korupsi? Padahal mereka orang-orang yang berpendidikan. Sedangkan korupsi adalah tindakan yang melanggar hukum dan berdosa dalam agama. Waullahu’alam…

Pada zaman rasulullah ilmu dan wahyu disampaikan secara lisan melalui perantara malaikan Jibril yang bersumber dari Allah SWT. kepada Nabi Muhammad Saw. Kemudian nabi menyampaikan kepada keluarga, sahabat serta seluruh umat yang hidup di zaman tersebut. Berkat konsisten rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya yang berisi ilmu dan wahyu maka ajaran islam berkembang pesat hingga dataran eropa. Sebab dalam dakwahnya rasul tidak pernah mengajarkan kekerasan, beliau menyampaikam risalah-Nya dengan sabar dan ikhlas serta tidak pernah mengharapkan imbalan beliau hanya mengharapkan kebaikan-Nya. Hingga pada puncak kejayaan islam lahirlah para ilmuwan muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Khalid ibn Yazid, Al-Kindi, Ibnu Khaldun, Omar Khayyam, serta para ilmuwan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Ini membuktikan bahwa agama islam merupakan agama yang universal bagi seluruh umat manusia. Para ilmuwan tersebut belajar dari sumber utama yaitu Al-Qur’an dan hadist yang merupakan petunjuk yang langsung datang dari Allah SWT.
Dengan mengetahui sejarah para ilmuwan tersebut kita termotivasi untuk belajar seperti mereka. Alangkah baiknya jika sekolah-sekolah dinegeri kita menerapkan pendidikan yang bersumber dari Al-qur’an dan Al-Hadist, tidak harus di dayah atau di pesantren-pesantren untuk belajar tentang kedua sumber tersebut. Karena jika ilmu agama hanya di pelajari lebih mendalam di madrasah atau dipesantren maka timbul perbedaan pendapat atau pemahaman. Ketika anak pesantren telah hafal Al-qur’an mereka tidak menguasai ilmu ilmiah atau sosial, mungkin di bidang sosial mereka lebih paham, tetapi dibidang ilmiah dan teknologi mereka kurang menguasai. Sebaliknya anak sekolah diajarkan tentang ilmu yang berkaitan dengan dunia, mereka menguasai teknologi berdasarkan perkembangan zaman, tetapi hanya sedikit diberikan ilmu agama.
Dari argumen diatas saya berpendapat andai saja sekolah menerapkan pembelajaran yang balance antara ilmu dunia dan agama maka diharapkan para generasi akan memperoleh ilmu dan intelektual yang bersifat islami. Salah satu contoh ilmuwan muslim yang berhasil memadukan ilmu dunia dan ilmu agama adalah Ibnu Sina. Beliau adalah seorang yang ahli di bidang matematika, fisika, kimia, kedokteran, filsafat dan seni. Bahkan yang paling menakjubkan beliau adalah hafidz yaitu seorang penghafal Al-Qur’an. Buah dari ilmu yang beliau ciptakan adalah kitab Asy-Syifa dan Al-Qanun fi at-Thibb yang paling fenemenal. Ini merupakan bukti keseimbangan mempelajari ilmu agama dan llmu dunia.

Maka kita mengharapkan demikian pula sehingga para generasi penerus khususnya generasi muda saat ini dapat menjadi cahaya peradaban selanjutnya. Agar terciptanya masyarakat madani yang menjadi dambaan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar